6.9.05

13 Agustus 2005. Ketika Kekasih memanggil yang terkasih...

At 04.00
Saat perjalanan dari Surabaya ke Solo, tepatnya di Ngawi..telpon itu berdering
Innalillahi wa innailaihi rojiun.
Sendi-sendi ditubuhku bergetar hebat. Apa yang sempat terlintas di benakku ternyata benar. Ibu tidak sakit apa-apa tapi satu bulan terakhir ini ibu sering memberiku pesan-pesan. Ya Allah..Engkau benar-benar mengasihi hambamu.
At 14.00
Ibu dikuburkan..ibu terlihat begitu cantik dan begitu bersih. Aku tak sanggup menciumnya, aku takut airmataku tumpah. Aku tidak ingin menangis tapi aku benar-benar tidak sanggup. Ternyata masih ada ketidakrelaan dihatiku atas kepergian ibu. Ya Allah, ampuni aku.
At 16.00
Awal kumelihat, kuyakin ini bukanlah yang biasa..mengagumkan.
Setelah ibu dikubur sampai 7 hari sesudahnya. Ada sesuatu yang berbeda dirumah kami.rumah kami harum sekali..bahkan sangat harum..
..tiap hari kami mencari darimana asal bau wangi itu.
sementara dirumah kami tidak pernah ada yang namanya parfum ataupun pewangi ruangan dan sebangsanya.
semua bunga yg ditanam ibu pun bermekaran pada saat itu.
Tak henti-hentinya kami mencari dan mencari darimana asalnya..sampai lemari-lemari dibongkar dan sebagainya.
Bau wangi itu selalu hadir menyelimuti kami. sampai akhirnya kami merasa bahwa ibu masih hadir diantara kami.
Dan ketika ada Tafsir dirumah kami..kami sempat membahas masalah ini.

Ternyata memang ada riwayat yang mengatakan bahwa Roh orang meninggal selama 7 hari masih berada di sekeliling yang dikehendaki roh itu.
Kalo dalam masa hidupnya penuh dengan kebajikan maka Roh itu akan selalu disertai malaikat yang berbau sangat harum.

Entah itu benar atau tidak..yang pasti aku memang merasa ibu hadir diantara kami.
Saat ini, aku merenung-renung..apakah aku nanti akan seperti itu...rasanya sangat-sangat jauh dari itu.
Mengingat ibuku...membuat aku ingin berbuat seperti beliau..
Ibuku..orang yg tidak pernah membicarakan orang lain..setiap ada ibu-ibu kumpul sedikit aja beliau langsung menyingkir,
Ibuku tidak pernah menonton TV selain berita,
Ibuku orang yang benar-benar orang yang sendiko dawuh pada suami, tak pernah membantah.
Ibuku bukan orang yang pintar..yang selalu menimbang sana sini terlalu lama ketika ada orang meminta sumbangan, beliau selalu berderma bahkan selalu merawat orang sepuh-sepuh yang mau meninggal dan keluarganya meninggalkannya dirumahsakit.
Ibuku bukanlah seorang ustadzah yang memberi pengajian sana-sini..beliau hanyalah muslimah yang solat tepat waktu, puasapun hanya puasa romadlon.
Ibuku hanyalah seorang guru yang gajinya tidak seberapa tapi beliau tidak pernah lupa selalu memberi makan panti asuhan satu bulan sekali
Ibuku hanyalah ibu-ibu seperti pada umumnya..menyayangi anak-anaknya tapi beliau mampu menyayangi anak-anak lain seperti beliau menyayangi anaknya..bahkan aku sempat iri dengan yang satu ini..tapi ibu selalu menekankan..kalo anaknya bisa bahagia..anak orang lainpun juga harus bahagia.
Ibuku bukanlah orang yg penting dikantornya..bukan pula orang yg penting di masyarakat, beliau hanyalah orang yg selalu menyenangkan orang di sekitarnya.
Mungkin..kebaikan-kebaikan itulah yang membuatnya begitu harum.

2 September 2005
Perjalanan Surabaya-Solo..aku pulang kampung lagi untuk jenguk bapak.
Pikiranku menerawang memikirkan bapak. Apa yang harus kuperbuat untuk membahagiakan bapak..

3 September 2005
Ziarah ke makam ibu mengantar mertua kakak. Kali ini aku ingin sekali tersenyum. Ternyata aku belum sanggup. Ya Allah..ampuni hambamu ini. Tetangga-tenagga kuburan bilang..kalo pada malam hari, makam ibu sering ada sinar cahaya. Subhanallah.. sungguh luar biasa penghormatan Allah kepada hambanya. Bulik bilang..itu namanya kuburan berselimutkan beludru.

4 September 2005
Ziarah ke makam ibu sebelum pulang ke surabaya. Hari ini aku sudah bisa tersenyum..Alhamdulillah..walopun senyum itu belum jujur.

6 September 2005
Bapak sedang apa ya ? Bapak, maafin Anna ya tidak bisa menemani hari-hari tua bapak sepanjang hari....